14/11/2008

3 N & 3 NG

KONSEP 3N dan 3 NG
Dikembangkan dari Dwi Priyanta dan B Sutomo.

Ass.Wr.Wb,
Kualitas dari seorang manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang paling penting adalah faktor manusia itu sendiri. Maksudnya, setinggi apapun sekolahnya, seberapa panjangpun gelar akademiknya jika yang bersangkutan malas dan tidak mau bekerja keras, hampir dapat dipastikan dia akan kalah bersaing dan mengalami kegagalan dikariernya.
Konon menurut ahli “self motivation” orang yang tidak memiliki mental baja / mental juara biasanya memiliki sifat BED, always rest in BED.
BED sebetulnya singkatan dari : Blame, Excuse dan Denial.
Orang yang tidak memiliki mental juara kecenderungannya akan selalu :

-MENYALAHKAN (Blame),
-MEMBUAT ALASAN (Excuse) dan
-MENYANGKAL (Denial).

Padahal konon juga menurut ahli self motivation yang lain, WINNERS DO NOT DIFFERENT, but THEY DO DIFFERENTLY.

Satu hal yang perlu kita ingat adalah, untuk menjadi seorang juara yang sukses ada proses alami yang harus dilalui, sehingga hukum proses (Law of process) tidak akan pernah bisa dilanggar. Dalam perspektif proses belajar, konon bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara menerjemahkan proses belajar ini dengan 3 N, yaitu : Niteni, Niroke dan Nambahi.

-Niteni, dalam segala perspektifnya adalah kita harus memperhatikan dengan seksama, membaca dan menggali segala materi baik yang tersurat maupun yang tersirat dengan cara yang teliti tanpa mengenal kata lelah.

-Niroke, dalam segala perspektifnya dapat diinterpretasikan sebagai proses untuk mengasah apa yang sudah kita pelajari agar apa yang sudah kita “titeni” tidak hilang. Bukankah anak-anak kita selalu menirukan apa yang telah menjadi kebiasaan keseharian kita? Dan selanjutnya dia secara alami mahir melakukannya sendiri?

-Nambahi, dalam segala perspektifnya adalah sebuah kemampuan dalam memecahkan suatu masalah dengan cara mengintegrasikan segala apa yang telah kita serap sebelumnya. Dan dapat diinterpretasikan sebagai buah kemampuan dan hasil tertinggi yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran. Pada tahap ini, seorang sudah bisa memberikan sebuah opini, dimana opini yang disampaikan ini terbentuk setelah melalui proses panjang niteni dan niroke itu tadi.
Jadi yang harus digarisbawahi adalah adanya suatu ‘proses dan tahap pembelajaran’ yang harus diikuti agar mampu memberikan sebuah solusi optimal terhadap suatu permasalahan.

Celakanya, dengan kemajuan teknologi IT yang sudah sangat canggih dan menjamurnya budaya instan, filosofi 3 N tersebut tereduksi dan sering berubah menjadi 3Ng, yaitu : Ngopy, Ngedit, dan Ngeprint.
Secara statistik, hampir 80% dari kita semua yang pernah merasakan bangku sekolah di Negara tercinta ini pernah melakukannya baik untuk tugas dan pekerjaan rumah maupun untuk menjawab ulangan ataupun ujian (semoga saya salah).

Bagaimana kita akan menjadi generasi yang tangguh apabila kita mencintai dan melestarikan budaya instan ini? Asal 3NG itu dilakukan dan disadari sebagai langkah awal dari proses pembelajaran untuk mencapai tahapan ‘Nambahi’ tentu itulah yang menjadi semangat finalnya.

Wass. Wr. Wb.

Aucun commentaire: